Anies ‘Curi Star’ di Sulsel

  • Bagikan

MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Anies Rasyid Baswedan ‘curi star’ di Makassar, Sulawesi Selatan, akhir pekan lalu. Selama dua hari, Gubernur DKI Jakarta ini melakukan ‘safari politik’ untuk menatap pemilihan Presiden 2024.

Anies ke Makassar untuk memenuhi undangan politikus senior Partai Golkar, Nurdin Halid. Anies didaulat menjadi saksi pernikahan Andi Muhammad Nur Al Bisry, putra Nurdin Halid.

Di sela-sela lawatannya, Anies menyempatkan diri bertemu dengan Komunitas Mileanis Sulawesi Selatan pada Jumat malam (22/1/2022). Komunitas tersebut merupakan salah satu pihak yang mendukung Anies untuk maju menjadi calon presiden pada Pilpres 2024.

Namun, terkait Pilpres, Anies mengatakan belum waktunya untuk melakukan deklarasi. Ia mengaku masih berfokus memimpin Jakarta hingga Oktober 2022.

“Kalau belum masuk waktunya, jangan bunyikan suara azan,” ujar Anies.

Keesokan harinya, seusai menjadi saksi pernikahan Al Bisry, Anies hadir dalam dialog kebangsaan yang dihelat Enterpreneur Makassar. Di tempat ini, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu disambut sejumlah politikus Partai NasDem Sulawesi Selatan.

Usai acara itu, Anies menyempatkan menemui relawan Jaringan Nasional (Jarnas) Anies Sulsel. Ini merupakan pertemuan pertama antarkedua pihak.

Koordinator Jarnas Anies Sulsel, Djamaluddin Karim mengatakan anggota Jarnas kagum pada sosok dan gaya kepemimpinan Anies. Menanggapi aspirasi Jarnas, Anies Baswedan berharap, agar Jarnas Anies Sulsel ini tidak terpancing oleh isu-isu yang membuat relawan ini mereka saling menyalahkan satu sama lain.

Pertemuan relawan Jarnas Anies Sulsel digelar secara singkat. Anies lalu bertandang ke ASS Building di Jalan Urip Sumoharjo, menemui sahibulbait, Andi Arman Sulaiman. Di tempat ini, Anies turut disambut hangat oleh relawan Amran Sulaiman for RI.

Pertemuan dua sahabat lama ini berlangsung selama satu jam lebih, secara tertutup. Anies dan Amran merupakan menteri di kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Anies menolak berspekulasi atas pertemuannya dengan Amran Sulaiman. Dia mengatakan, perjumpaan itu dilakukan oleh dua teman lama yang sudah lama tidak bertemu.

“Sudah lama tidak pernah ketemu. kebetulan kami sama-sama sama-sama menjadi saksi pernikahan. Pak Amran sampaikan sebelum ke Bandara bisa mampir dulu di kantor,” kata Anies.

Anies menolak saat dicecar wartawan tekait pertemuan itu membahas peluang berpasangan dengan Amran pada Pipres 2024.

“Saya masih urus DKI Jakarta sampai masa jabatan selesai,” imbuh Anies.

Disinggung soal komunikasi dengan partai politik, dia mengaku tetap menempu jalan itu. “Berkomunikasi dengan semua partai, semua tokoh. Pokoknya dengan semua kami komunikasi,” imbuh dia.

Seperti dengan Anies, Amran juga tak membeberkan hasil pertemuan tertutup itu. Secara diplomasi Amran mengatakan keduanya adalah kolega saat berada di kabinet Jokowi-JK.

“Saya memang sering diskusi dengan Pak Anies. Kebetulan berkunjung ke Makassar dan beliau sampaikan mau ke kantor saya jalan-jalan. Jadi saya bilang, ayo,” imbuh Amran.

Mantan Menteri Pertanian itu juga tak meladeni soal pembahasan Pilpres 2024. “Sudah dua tahun tidak pernah ketemu. Kami bertemu sebatas sahabat,” elak Amran.

Dia juga tak mengomentari peluang paket Anies-Amran.

“Saya fokus kerja, fokus bisnis,” imbuh dia.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKS Sulsel, Muhammad Amri Arsyid mengatakan, bagi PKS Amran Sulaiman merupakan figur potensial calon presiden maupun wakil presiden dari dari Timur.

“Pak AAS punya potensi yang cukup baik sebagai pemimpin negara,” ujar Amri.

Menurut dia, PKS Sulsel sangat siap mendukung tokoh manapun yang masuk dalam kriteria yang sudah tetapkan partai. Dia berharap, kriteria PKS juga dimiliki oleh Amran.

Manager Strategi dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam mengatakan kehadiran Anies di Makassar bermakna politik. Apalagi dia hadir memenuhi undangan politikus senior Golkar, Nurdin Halid.

“Ini bermakna bermakna bahwa NH sebagai senior Golkar tidak semata menjaga hubungan persahabatan dengan Anies Baswedan tetapi juga menjaga komunikasi politik Golkar dengan Anies untuk Pilpres 2024 mendatang,” ujar Nursandy.

Disinggung pertemuan Anies dan Amran, menurut Nursandy, tak hanya bisa dinilai sebatas hubungan pertemanan semata. “Keduanya saling membutuhkan secara politik untuk mencapai titik temu menatap kontestasi Pilpres 2024,” imbuh dia.

Nursandy mengatakan, berbagai kegiatan yang dihadiri Anies menjadi langkah awal dalam upaya memperkenalkan dan mendekatkan dirinya kepada masyarakat, khususnya di Sulawesi Selatan.
Menurut dia, panggung Anies akan berakhir pada 2022 seiring dengan berakhirnya masa tugas memimpin DKI Jakarta.

“Makanya, Anies perlu memperluas jangkauan sosialisasi dengan memperbanyak melakukan kunjungan ke daerah-daerah di luar ota Jakarta,” kata Nursandy.

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Andi Luhur Prianto mengatakan hampir semua potret survei Pilpres 2024 menempatkan elektabilitas Anies di peringkat atas. Posisi Anies dan beberapa kepala daerah lain bahkan melampaui ketua umum dan elit utama partai politik.

“Sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies diuntungkan di panggung media. Wajar saja bila mendapat sambutan hangat ketika berkunjung ke luar DKI Jakarta,” ujar Luhur.

Hanya saja, kata Luhur, Anies memiliki tantangan pasca-Oktober 2022, ketika masa jabatan sebagai Gubernur DKI berakhir. Luhur mengatakan, Anies akan kehilangan sorotan media dan infrastruktur politik dalam memperluas engagement dengan pemilih, kecuali jejaring relawan.

“Anies juga belum bergabung di salah satu partai politik, posisi yg dilematis sebenarnya,” imbuh dia.

Soal penentuan pasangan Capres-Cawapres, Andi Luhur menyebutkan masih terlalu dini. “Desain sistem politik kita, bukan pasangan calon yang menentukan format koalisi partai politik pengusung. Tapi sebaliknya, koalisi dan oligarki parpol lah yang menentukan siapa yang maju dan berpasangan dengan siapa,” ujarnya.

Adapun pengamat politik dari Unibersitas Hasanuddin Sawedi Muhammad mengakui sosok Anies sebagai tokoh nasional bisa menduduki posisi strategis termasuk layak menjadi pemimpin nasional.
Menurut dia, ada kelompok tertentu yang sering melakukan serangan terhadap Anies baik sebagai Gubernur DKI Jakarta maupun sebagai bakal calon presiden.

“Bagi saya itu tak jadi masalah sebab Anis akan mampu menghadapi serangan itu. Anies juga mampu menjalankan sistim yang benar,” kata dia. (*)

  • Bagikan